Rabu, 24 Agustus 2011

Kalau Masuk Angin Pilih Pijat, Kerokan atau Minum Jamu?

Kalau Masuk Angin Pilih Pijat, Kerokan atau Minum Jamu?

Umumnya, untuk mengenyahkan masuk angin orang minta dikerok. Modalnya koin atau uang logam dan minyak angin atau balsem agar permukaan kulit tidak lecet ketika kerokan. Setelah kerokan badan terasa hangat dan tak lama sudah segar lagi.
Dr. Handrawan Nadesul menjelaskan fungsi kerokan lebih untuk mengembangkan pembuluh darah di kulit yang semula menguncup akibat terpapar dingin atau kurang gerak. Setelah kerokan, pembuluh darah akan terbuka dan aliran darah kembali mengalir deras. Penambahan arus aliran darah ke permukaan kulit ini meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan virus dan penyakit.
Namun tak semua orang suka kerokan. Entah karena merasa sakit, geli, atau kulit terasa lengket karena minyak angin. Bagi mereka ini, bisa saja mengonsumsi jamu tolak angin. Bahkan kini jamu tolak angin sudah dibuat praktis dengan dibentuk menjadi pil atau tablet. Tinggal minum sesuai aturan pakai, badan pun berangsur-angsur hangat dan bisa mencegah masuk angin.
Cara lain mengusir masuk angin adalah dengan pijat. Dengan dipijat, otot menjadi lemas dan pembuluh darah halus di dalamnya melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot. Toksin yang menyebabkan pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan.
Dengan kerokan, pembuluh halus (kapiler) di permukaan kulit bahkan pecah dan terlihat sebagai jejak merah di tempat yang dikerok. Para pemijat sering mengatakan tanda merah itu bukti bahwa Anda masuk angin. Padahal, orang sehat bila dikerok pun akan meninggalkan jejak merah yang sama. Tetapi tidak pernah ada orang sehat yang dikerok, 'kan?
Kalau sudah minum jamu, dikerok, atau dipijat, perhatikan juga asupan makanan dan minuman. Ini penting untuk mendorong kesembuhan saat menderita masuk angin. Ada baiknya banyak minum jus jeruk dan tomat, plus mengonsumsi makanan dan minuman hangat, seperti wedang jahe, sup kaldu ayam, dan yang terpenting cukup istirahat.

 Sumber: Intisari

0 komentar:

Posting Komentar